Cerita hantu : ( NYATA ) Akibat Panggil-Panggil Hantu Part II
Cerita Hantu - Cerita sebelumnya Akibat Panggil-Panggil Hantu. Putri dan mila berlari keluar kelas menyelamatkan diri mereka.
“Tunggu apa kamu? Mau tinggalin wildan sendirian put” ucap mila yang menghentikan langkah putri.
“Ayolah sudah tidak ada waktu lagi, tinggalkan saja nanti kita laporin polisi”.
“Kita kan teman kita harus kembali put!”.
“Ayolah mila kita keluar dari sekolah ini dulu”.
“Tidak aku tidak akan lari seperti kamu, aku mau bawa temanku wildan” ucap mila berlari meninggalkan putri.
“Hey! Tunggu mila!” teriak putri.
Mereka berjalan perlahan-lahan sambil mengawasi jika pak satpam itu ada, putri menyalakan senter ponselnya untuk menerangi lorong kelas yang terlihat gelap gulita, mila berjalan dibelakang putri. Pak satpam tiba-tiba keluar kelas, putri dan mila langsung sembunyi, terlihat pak satpam menyeret jasad wildan dengan tangannya. Membawa jasad wildan kebawah, putri dan mila mengikutinya.
Perlahan-lahan menuruni anak tangga yang paling dasar. Pak satpam berhenti disebuah gudang yang terkunci selama bertahun-tahun, pak satpam berjalan meninggalkan jasad wildan untuk mencari kunci gudang. Mila dan putri pun menghampiri wildan, terlihat baju sekolah wildan berlumuran darah. Lalu mila dan putri mengangkat jasad wildan seperti ada sesuatu yang terjatuh, putri mengarahkan senternya kebawah, dan tiba-tiba putri berteriak. Dia melihat kepala wildan terputus dari lehernya, putri dan mila gemetar ketakutan. Tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menangisi temannya yang terbunuh oleh pak satpam.
“Ini semua gara-gara kamu! Put” ucap mila yang mendorong putri hingga terjatuh.
“Aku?”. Agen Sakong
“Iya andai saja kamu tidak memanggil hantu, wildan tidak akan seperti ini. Semua ini ulahmu! Dasar bodoh kamu” ucap mila yang sedang meluap emosinya.
“Ini sudah terjadi kita mau apa lagi! Sekarang yang penting kita harus bawa jasad wildan keluar dari kelas ini bodoh!”.
Tiba-tiba pintu gudang terdengar gaduh seperti suara meja sekolah bergerak-gerak, membuat putri dan mila penasaran.
“Ayo kita buka gudang ini, mungkin ada sesuatu didalamnya”.
“Kamu sudah gila apa, ngapain kita urus gudang? Kita harus keluar dari kelas ini dulu putri”.
“Itu siapa mila?”
“Mana?”
“Itu” putri menunjuk kearah gadis yang dilihatnya yang sedang berjalan kearah mereka.
Putri mengarahkannya kebadan perempuan itu, putri dan mila berteriak histeris. Terlihat perempuan tanpa kepala, menghampiri mereka, badan putri dan mila tak mampu melangkahkan kakinya untuk berjalan, keringat dingin mereka mengalir. Perempuan itu mendekati putri dan jari perempuan tanpa kepala itu menunjuk kegudang.
“Tolong ambilkan kepalaku digudang itu, aku akan bantu kalian keluar dari sekolah ini” ucap hantu itu.
“Tapi bagaimana, pintu ini terkunci” ucap putri.
“Cari sesuatu benda yang bisa menghancurkannya jika kalian berhasil, aku akan membantu kalian melawan hantu yang ada ditubuh pak satpam itu”.
Putri dan mila mencari suatu beda yang bisa membuat gembok pintu gudang terbuka, terlintas dipikiran mila, bahwa putri ahli dalam membuka kunci gembok hanya menggunakan jepit rambut, mila pun memberitahukannya dan putri mencoba membuka gembok gudang.
Putri pun berhasil dan segera masuk digudang yang penuh dengan kursi meja yang tak terpakai. Senter ponsel putri mulai redup karena kehabisan baterai, mila mencari-cari disetiap laci untuk menemukan kepala hantu perempuan itu. Laci diujung belakang bergerak-gerak, mila mulai mendekatinya dengan putri. Perlahan-lahan putri mengarahkan senternya kedalam laci itu.
Terlihat kain yang sudah kusam membungkus sesuatu didalam laci itu. Putri mencoba mengambilnya dan mulai membuka kain itu. Kain itu berisi kepala lisa, kulit wajahnya sudah mulai mengelupas. “Awas! Belakang kalian” teriak hantu lisa dari arah depan mereka. Putri dan mila langsung berlari ke lisa, ternyata yang hantu pembunuh dia adalah tentara jepang zaman dahulu. Dia menggunakan seragam dan membawa samurainya, putri dan mila ketakutan.
“Pergi jangan ganggu kami” ucap mila ketakutan.
“Aku tak kan pergi, ini kesalahan kalian memanggilku dan keinginan membunuhku datang lagi, kalian gadis kecil takkan bisa keluar dari sini”.
“Tolong ampuni kami *hikz, hikz” ucap putri ketakutan.
“Kalian pergi untuk memasukannya ketempat kalian lagi, dan bawa dia masuk kealamnya kembali”.
“Bagaimana caranya lisa?” tanya mila.
“Teteskan darah kalian dikertas ouija kalian, dan ucapkan kata selamat tinggal, cepat!” ucap hantu lisa menyuruhnya.
“Baiklah”. Agen Sakong
Putri dan mila pun kembali kedalam kelas mereka dengan sangat buru-buru. Mereka memulai ritual itu lagi dan meneteskan darah masing-masing kearah kertas, terlihat hantu tentara jepang membawa pedang itu semakin mendekat, menembus satu-persatu kursi kelas. Mila berdoa terus-menerus, hantu itu semakin mendekat kearah mila, bersiap untuk menebas kepala mila. Saat pedang mulai melesat keleher mila, hantu itu tiba-tiba menghilang karena putri telah selesai mengeja hurufnya.
Malam pun hampir berlalu berganti, jam dinding kelas menunjukan pukul 4:40 pagi. Mila dan putri bersyukur mereka selamat, baju mereka penuh dengan darah, putri dan mila membawa jasad wildan keluar dari sekolah ini. Putri dan mila membawa jasad wildan turun dari kelas dan membawa kepalanya. Air mata mereka tak berhentinya menangisi sahabatnya, tiba dilantai paling dasar putri dan mila melewati tiang bendera.
Tiba-tiba air warna merah jatuh dihidung dan putri mengusapnya, sambil menengok kearah atas dan putri terjatuh, kaget sekali apa yang dilihatnya putri diatas, ternyata mayat mila dan putri. Bahwa mereka sudah mati dari tadi, namun mereka tidak menyadarinya. Tiba-tiba lisa mendatanginya dengan tentara jepang penunggu sekolah ini.
Haha kalian sudah mati dan kalian akan tinggal bersamaku sekarang. Makanya jangan memanggil hantu sembarangan, bisa saja ada yang jahat untuk membunuh kalian”. Putri baru ingat saat mereka melarikan diri dari pak satpam mereka loncat dari pagar pembatas karena ketakutan.
( AK / SI )
No comments: