Cerita Hantu : Penguhuni Pohon Beringin, Nenek Menyeramkan

Penguhuni Pohon Beringin, Nenek Menyeramkan
Penguhuni Pohon Beringin, Nenek Menyeramkan
Cerita Hantu - Hantu? Ah sebenarnya aku tidak percaya dengan hantu, aku berpikir mana ada hantu dizaman modern seperti ini, tetapi setelah kejadian yang kualami 2 minggu yang lalu, aku pun percaya dengan adanya hantu. Bahkan aku sangat percaya bahwa hantu itu ada disekitar kita. Pertama-tama perkenalkan namaku rowi aku tinggal disuatu daerah dikota Bandung, umurku 23 tahun dan aku bekerja disalah satu pabrik sepatu dikota ini.

Kejadian ini terjadi saat aku baru pulang kerja, waktu itu aku pulang kerja sekitar pukul 10 malam. Seharusnya dari jam 5 sore aku pulang, tetapi karena pekerjaanku banyak aku terpaksa harus bekerja lembur, untungnya pukul 10 malam pekerjaanku sudah selesai, jadi aku sudah bisa pulang. Begitu juga dengan dua teman kerjaku yang lain, aku dan dua temanku itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor kita masing-masing. Agen Sakong

Setelah mengambil kendaraan kita langsung pulang, tetapi karena kita beda arah dipertigaan jalan, kita berpisah. Kedua temanku belok kekiri sedangkan aku kekanan, tapi sebelum berpisah kedua temanku itu malah menakut-nakutiku, mereka bilang “rowi kade siah dipalebah tangkal caringin gede sok aya jurig siah, jaba ieu teh malam jumat” (rowi hati-hati saat dipohon beringin besar suka ada hantu dan sekarang itu malam jumat).

Aku lalu membalas perkataan mereka “lah naha sieun-sieun teuing ku jurig lamun aya jurig mah rek di takol sirahna lah” (kenapa harus takut sama hantu kalau ada hantu mah nanti saya pukul kepalanya). Mendengar perkataanku kedua temanku itu malah tertawa, lalu setelah itu kita berpisah menuju tujuan masing-masing. Di sepanjang perjalanan aku penasaran dengan perkataan temanku tadi, tetapi memang pada dasarnya aku tidak percaya dengan hantu jadi aku tidak merasa takut sedikitpun.

Setelah hampir melewati pohon beringin besar, didepan aku melihat seorang nenek yang sudah bongkok dan memakai kebaya sedang berdiri ditengah jalan yang akan aku lewati. Karena jalan ini adalah jalan kecil, jadi otomatis nenek yang sedang berdiri itu menghalangi jalanku. Aku pun menyalakan klakson agar nenek itu menyingkir dari jalan, tetapi karena posisi nenek itu memunggungiku dan mungkin juga nenek itu sudah tuli jadi nenek itu tidak menyingkir dari jalan.

Aku coba menyalakan klakson sekali lagi, tapi tetap saja nenek itu tidak mau menyingkir. Sudah 4 kali aku menyalakan klakson tetapi tidak ada reaksi dari nenek tersebut. Nenek itu tetap saja berdiri ditengah jalan, lama-lama aku pun geram, lalu aku turun dari motor dan aku pun memarahi nenek itu. Lalu nenek itu menoleh padaku tiba-tiba ada angin menerpaku, bulu kudukku merinding.

Aku sangat ketakutan karena melihat wajah nenek itu, ternyata wajah nenek itu sangat menyeramkan. Matanya hanya ada satu, karena mata yang satunya lagi ternyata bolong penuh dengan belatung. Wajahnya pun hancur berlumur darah, aku yang semula tidak takut dengan hantu kini aku sangat ketakutan. Karena saking ketakutannya aku buang air kecil dicelana.

Aku ingin teriak tetapi suaraku tidak keluar, aku juga tidak bisa berlari karena kakiku tidak bisa bergerak. Sosok nenek itu menyeringai, melihatku ketakutan dia tertawa sangat menyeramkan. Lalu nenek itu mengacungkan kedua tangannya keatas dia seperti akan mencekik leherku, tangannya mendekat keleherku. Lalu tangannya memegang leherku, karena aku sangat-sangat ketakutan aku pingsan tak sadarkan diri. Agen Sakong

Aku terbangun saat ada yang membangunkanku, ternyata yang membangunkanku itu adalah kakakku. Dia mencariku karena sudah jam 12 malam aku belum juga pulang dari tempat kerja. Lalu dia bertanya kenapa aku bisa tertidur ditengah jalan yang dekat dengan pohon beringin besar. Aku belum bisa menjawabnya lalu kakakku itu mengajakku pulang, aku kembali menyalakan motorku, dan kakakku mengikutiku dari belakang dengan menaiki motornya.

Singkat cerita, sesampainya dirumah aku lalu bercerita tentang kejadian yang baru saja aku alami. Kakakku hanya bisa terheran mendengarkan ceritaku itu. Sejak saat itu aku tidak berani lagi melewati pohon beringin itu, terutama dimalam hari, aku juga mulai percaya dengan adanya hantu.

( SI / AK )

No comments:

Powered by Blogger.